Saturday 3 June 2017

Susahnya Menjadi Misophonia

       Misophonia? Mungkin sudah banyak yang mengetahui apa itu Misophonia? Misophonia adalah sindrom sensitivitas suara. Maksudnya kondisi dimana seseorang merasa tidak suka dengan berlebihan ketika mendengar suara yang sangat bising atau saat sedang berada di dalam keramaian. Sejak kapan saya mengalami sindrom seperti ini juga tidak tahu. Yang pasti, bagi penderita misophonia pasti tau rasanya ketika ada suara berisik dan itu seperti sebuah teror bagi penderita. Tetapi mereka yang mengalami kondisi misophonia biasanya tidak terganggu dengan suara-suara tersebut jika suara itu mereka ciptakan sendiri. 
      Banyak wacana mengenai Misophonia. Bagi penderita misophonia mendengar suara-suara sekecil apapun sangat menganggu. Saya salah satu yang paling tidak bisa tahan dengan suara sekecil apapun ketika sedang butuh berfikir lebih banyak, seperti membaca, menulis. Mungkin sangat berbeda bagi yang tidak mengalami syndrome misophonia, mereka bisa belajar dengan didampingi musik keras-keras, tetapi tidak berlaku bagi saya, seperti yang pernah dikatakan Kafka: "Saya butuh kesendirian untuk tulisan saya, tidak seperti pertapa, karna itu tidak akan cukup. Tapi seperti orang mati". 
            Bagi saya, misophonia ini sangat menganggu, karna apa kadang ketika butuh waktu untuk berfikir lebih banyak suara-suara itu seperti ancaman bagi saya. Saya harus meredam emosi sendiri dalam-dalam. Typical misophonia ini tidak akan pernah mau bila diajak untuk kekerumunan lautan manusia. 
Bukan, bukan berarti typical misophonia tidak bisa bersosialisasi, mereka orang yang bersosialisasi, hanya saja mereka butuh berfikir dalam ketenangan. Saya sering bilang "Saya tipe yang kreatif, jadi saya butuh tempat berpikir.” Jika kalian kenal seseorang dengan syndrome misophonia ketika di diamkan, berarti ada dua kemungkinan, dia sedang berfikir, dan kemungkinan kedua dia sedang emosi tetapi sedang berusaha menahan emosinya. Dan dengan berangsur-angsur jika ide mereka sudah terselasaikan mereka akan kembali. Mereka hanya  butuh ketenangan dalam berfikir. Dan misophonia ini tidak suka banyak menegur ketika ketenangan diusik, mereka lebih suka diam.
Mungkin bagi yang mengalami syndrome misophonia bisa sharing mengenai cara mengatasi, supaya bisa berfikir dalam alunan melody. Karna sejauh ini didunia kedokteran belum diketahui penyebab dan obat untuk misophonia.

0 comments:

Post a Comment